Friday, 10 June 2011

Menuju wilayah kerja

Jembatan Barelang. sumber gambar

Tau gak?! (gak... 0.o) pas ngeliat di websitenya Dinas Kesehatan Kepri hasil pengumuman penerimaan dokter PTT Kepri tahap I tuh saya sampe pengen jingkrak-jingkrak, muter house-music dan berdisko hehehe... alasannya karena disitu tertulis penempatannya di Rempang. Nah, Kalau para pembaca ke Batam, ada aikonnya kota Batam yang terkenal banget se tanah air, Jembatan Barelang. Jembatan Barelang ini ada 6, menghubungkan pulau Batam-Rempang-Galang.
Naaahh, pikiran saya tuh, penempatannya deket daerah wisata sejarah bekas kamp pengungsian Vietnam, yang selama ini saya tau daerah Rempang-Galang itu yah cuman jalan besarnya ajah. Berhubung dekat dengan Batam, saya berharap saya akan lebih mudah dapet ijin untuk mengunjungi keluarga sejenak, bayangin aja kalo di pulau Natuna yang kapalnya dan pesawatnya ga tiap saat ada *Tuhan, berkatilah teman-teman yang ditempatkan disana*

Ternyata sodara-sodara, don't judge the place by its name < agak kurang tepat perumpamaannya. Namanya PTT yah dapetnya di Interland, bahkan kondisi jalan wilayah kerja saya kalo diadakan jejak pendapat, pasti 100% suara setuju kalau wilayah kerja saya juaranya yang paling parah T_T
Berpuluh tahun saya hidup di Batam, saya baru tahu kalo Rempang-Galang itu seluas samudra (lebay...) hadeehhh...
Berdasarkan diskusi awal bersama 6 kolega lainnya yang ditempatkan di interland  sekitar jembatan Barelang, dengan musyawarah mufakat kami menyewa sopir dengan mobil plus harga yang sangat bersahabat demi dapat menjalankan tugas, untuk sebulan pertama, nyambil membaca situasi dan mencari info transportasi lainnya yang ga bikin jumlah angka-angka di rekening tabungan makin merosot :)

Sebulan telah berlalu... Kontrak kerja dengan sopir dan mobil sewaan telah usai... Satu-persatu menemukan jalan untuk menggapai wilayah kerja... Damri dan bis sekolah menjadi penyelamat, untuk sebagian besar, tapi tidak untuk diriku T_T

Wilayah kerja saya yang paling dekat berjarak 6km dari jalan utama yang dilalui Damri maupun bis sekolah, Jalan yang "sudah" didandan dengan pengerasan ini didampingi hutan, kebun, dan peternakan ayam tidak bisa dilalui dengan sembarang mobil maupun motor dan semuanya tergantung akan keahlian pengemudi. Dan fyi aja, I don't drive... Ada tuh satu bukit yang hampir selalu bikin yang lewat jatoh karena terjal dan berlubang-lubang sehingga oleh teman teman saya diberi julukan "bukit bencana" =.= sisi kanan jalan yang menganga lebar seolah-olah memohon kepada waktu untuk memperlambat hilangnya kepingan-kepingan yang terkikis air, terutama di musim hujan seperti ini.

Apa kabar dengan mobil dan sopir langganannya? yah... kalo ngurusin saya seorang yah ga kuatlah kocek saya, apalagi si abang sopir tidak mau mobil kesayangannya cepet turun mesin hanya karena saya (baca: wilayah kerja). Sebulan yang lalu, ada sih pemuda desa bernama Iman, yang sopan dan baik hati, yang jadi langganan ojek saya, selalu siap sedia mengantarkan dari simpang jalan besar untuk masuk desa yang paling mudah dilalui. Tapi, berhubung si Iman ini saya sembuhkan Yang Empunya Kehidupan telah membuatnya merasa lebih sehat dan bisa kembali bekerja di kebun, nasib saya menjadi semakin tidak jelas... T_T
'bukit bencana' Juni 2011
wajah bukit bencana Juni 2011
sisi puncak bukit bencana Juni 2011, yang selalu membuat saya (didalam mobil) merepet ke sisi satunya-sebenernya kondisinya bebeti (beda-beda tipis) ama sisi seblahnya
Akhirnya setelah berunding dengan hampir seluruh keluarga, besok saya akan kedatangan sopri yang sungguh baik hati mau menemani dan mengantarkan saya selama PTT ini. Terima kasih juga untuk mama yang mau meminjamkan mobilnya saya pake dulu. Case closed?? ga juga... namanya PTT yah kan harusnya tinggal didalam wilayah kerja, ya gak??

Nah, itulah yang kemudian menjadi masalah, karena program dokter keluarga ini program baru, jadi agaak... gimana yah... yah gitulah... nama aja kelinci percobaan hehehe... dimana sebaiknya kami tinggal ketika polindes dan pustu sudah terisi bidan? Dan yang jadi masalah utama dalam pencarian tempat tinggal itu, namanya juga dikampung banget, gimana mao ngontrak kalo ga ada kontrakan ato penyewaan kamar? orang masyarakatnya aja satu kamar bisa buat seluruh anggota keluarga, belum ditambah soal air bersih... hadeeehhh tukang ngeluh banget?? apa pemerintah mau menjamin keamanan saya? trus saya harus tidur dimana? di tempat tidur pasien di polindes?,  ato bawa kasur ngalas dilantai rumah orang? ga harus segitunya juga kalii... dalam 3 wilayah kerja yang jaraknya jauh-jauhan tuh, cuman saya dokternya seorang, akhirnya kami berencana mencari tempat tinggal di Rempang-Galang buat beramai-ramai, paling ga kalo ada apa-apa kan tidak sendirian seperti di wilayah kerja, demi kenyamanan dan keamanan bersama :)

Ayo mari berhura untuk 11 bulan yang akan datang, huuuuuraaaaaaa! \\(^o^)//

Wednesday, 8 June 2011

Haaaiiii apa kabar??

Wah, maaph maaph baru sekarang bisa nyempetin menulis lagi-gede rasa tingkat tinggi seolah-olah punya banyak fans yang menanti-nantikan postingan baru dari diriku hehehehe...
apa kabar semuanya? selamat datang di perjalanan saya... ^^

Kayanya postingan terakhir kemarin tidak menarik yah?? emang kalo pikiran negative itu dampaknya buruk, tidak enak dibaca, ya gak? okelah kalau begitu, saya akan belajar menulis segala sesuatu yang lebih positif lagi...

Pertama, buat yang pengen tau, saya sedang menjalankan PTT daerah neh, sebagai dokter keluarga di Kepulauan Riau, penempatannya sih di suatu desa yang ga jauh-jauh amat dari kota Batam (baca:peradaban modern), kira-kira paling lama 2 jam udah nyampe Batam, yah mendinglah banding temen-temen lain yang di Natuna atau Anambas- eits! itu pikiran awalnya, pas dijalanin tampaknya disana lebih menarik, apalagi foto teman-teman PTT yang sering dipamer di BBM... wah bener-bener takjub deh ama pemandangan alam disana! ala ala Maldives gitu, suer! ^^v pegi aja ke Anambas kalo ga percaya hihihi...
Kerjaan dokter keluarga entu lebih ke preventive sama promotif yah bahasa kita promosi kesehatan sama pencegahan penyakit, kira-kira begitulah. Yang lebih ditekankan itu program PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat). Capeek sangaaat, tapi yang namanya kerja yah dimana mana juga capek, ya gak? ayo semangat! masih 11 bulan lagi nihhh \\(^o^)//

Trus si hasben gimana? si hasben ditinggal lah di Jakarta, masa mo dibawa-bawa? hehe untuk sementara setahun ini kami berdua lanjut LDR-long distance relationship... berat? yah berat T_T huhuhuhu... kangennya itu sampe ga bisa dijabarkan dengan kata-kata... untungnya si hasben sering ngunjungin hehehe... malah kepikiran juga bakal pindah ke Singapore biar lebih dekat \\(^o^)// doa'in yah semoga  rencananya dilancarkan sama Yang Empunya Kehidupan, Amiiin. Matur nuhun yo...

Kenapa baru muncul sekarang? eng.... alasannya sih yang paling kuat karena ga punya akses internet, oh ya lupa, Puji Syukur kupanjatkan kepada Yang Empunya Kehidupan atas wilayah kerja yang sinyalnya poooolll!!- ok balik lagi- karena ga punya akses internet, yaahh... kemaren baru nih beli modem *gaya* hehe... demi bisa soan kapan aja ke pondok'e mbah gugel hehe... kan sebagai dokter harus teuteup uptodate dounk ;)

ok deh sekian, berhubung penat sangaaaaat... segini aja dulu cerita dari saya, mau nyempetin blog walking juga nih sebelum tidur, pengen tau ada kabar apa ya di 'luar' sana :)

Saturday, 23 April 2011

si setengah bule yang menuduh saya pencuri

Cerita yang saya ingin share disini adalah saya pernah dituduh mencuri, kejadiannya kurang lebih 12 tahun lalu, sudah lama memang, tapi sampai sekarang masih berbekas.
Kejadian ini bermula ketika saya masih seumur anak remaja di sekolah menengah pertama. Saya mengikuti kegiatan summer camp yang diselenggarakan salah satu majalah remaja yang cukup tenar di ibu kota. Kegiatan yang menyenangkan ini ditutup dengan sebuah kejadian yang tidak diduga sangat tidak mengenakkan hati, bekas lukanya menjadi keloid sampe sekarang hehe...;p
Setelah acara perpisahan, saya menunggu tante yang akan menjemput saya, berhubung memang di ibu kota ini biang macetnya, tante saya datang terlambat sampai akhirnya tertinggal sekitar 5 orang. Saya tipe yang ga sabaran jadi saya memutuskan untuk menunggu didepan sambil memperhatikan satu persatu taxi yang masuk dan berhenti di lobby gedung, berharap tante saya yang cantik dan baik hati segera menjemput.

Saya lupa bagaimana awalnya saya bisa ngobrol dengan seorang peserta summer camp yang sedang menunggu ayahnya datang menjemput, saya sih masih punya ingatan secara fisik soalnya anaknya bule banget, ibunya keturunan Jerman ayahnya asli suku Batak, dan yang bikin berkesan, tanpangnya ga indo, bule banget, Blondie Caucasian lah. Akhirnya tinggalah kami berdua yang belum dijemput, obrolan singkat yang masih jelas di ingatan saya ketika sebuah mobil berwarna putih entah apa mereknya masuk lobby saya bertanya "yang itu papa mu?" dan si setengah bule ini menjawab "bukan, mobil papa saya Mercy, ada mobil satu lagi warna putih tapi Mercy juga, papaku Direktur" ... =.=' ya sudahlah, silakan para pembaca berkomentar dalam hati masing-masing, soalnya ceritanya masih bersambung.

Akhirnya muncullah tante saya, bukan pake taxi, berjalan kaki pas masuk lobby hehe kasian... mungkin naek angkutan umum kesitunya, singkatnya tante saya ini membantu saya mengangat satu tas travel yang seragam bentuk dan warnanya dengan peserta summer camp lainnya, yang dibisa dibedakan dengan identitas berupa gantungan kartu nama. Kemudian kami berjalan kaki keluar gedung, menunggu taxi dari sono, taxinya si burung biru :)
Seingat saya sih, si setengah bule ini dijemput papanya cuman beda beberapa menitlah gitu. Disaat saya akan keluar gedung dengan tante saya, saya ingat saya sempat melihat mobil Mercy berhenti didepan lobby, seorang bapak turun yang langsung disambut manja sama di bule ini.

Nah dalam perjalanan, saya yang saat itu membawa telpon genggam ibu saya di hubungi oleh majalah penyelenggara summer camp yang mencari tas si setengah bule ini yang katanya hilang. Nanyanya sih saya liet apa gak, saya ga meratiin lah, wong saya udah ga sabaran pengen pulang, waktu wajah tante saya muncul dari jarak jauh saja saya girangnya minta ampun dan langsung ingin cepat-cepat pergi, ditambah lagi saya tipe yang cuek, jadi saya ga meratiin tasnya si setengah bule ini.

Akhirnya saya berbicara dengan si setengah bule ini, si setengah bule ini minta semua no telpon saya, baik no telpon tante sampe no telpon rumah orang tua saya, minta alamat lengkap tante kemudian minta alamat lengkap saya di daerah asal, terus... sampe minta nomer taxi si burung biru ini... saya kasih lah semuanya, dan saya yang masih polos banget, ga mikir kalo saya ini sedang dituduh sebagai pencuri, dipikiran saya saat itu dia akan nelpon curhat butuh teman bicara soal musibahnya... -.-'.
Beberapa saat setelah itu si setengah bule ini nelpon lagi bertanya sampe dimana, pokoknya saya dipantau terus sampe dimana, disuruh berhenti dulu taxinya karena mereka sedang mengarah kesitu. Nah telpon terakhir si setengah bule ini waktu mobil papanya berhasil menemukan taxi yang saya tumpangi, "yang itu yah grace, yang didepan?" tanyanya dengan nada kasar belum sempat saya menjawab dia langsung menutup telpon, saya sudah melihat dia turun dari mobil papanya menuju taxi burung biru langsung menyuruh sopir taxi membuka bagasi, tanpa ba bi bu mengobrak abrik isi tas travel saya, masuk ke kursi penumpang memeriksa semuanya sampe detail, mengobrak abrik ransel saya, bertanya ke sopir taxi kemudian mengobrak abrik isi tas saya lagi, nah disitulah saya menjadi tersinggung, ga ada kata maafnya langsung ngacir, eh ternyata saya masih diikuti dari belakang sampe ke tempat tante saya, sampe saya turun, dan si setengah bule ini masih memantau... saya ga tahu berapa lama dia nagkring di lorong rumah tante saya, akhirnya saya memutuskan untuk cuek. Tante saya juga merasa terhina... tapi... ya sudahlah...

Saya pikir itu akan berlalu, ternyata sakit hatinya masih berasa sampai sekarang. Di umur yang dewasa saya seharusnya mengerti, kalau saya jadi si setengah bule ini wajarlah kalo saya jadi tersangka utama, wong tinggal kami berdua sampai akhir. Tapi kok mengganjal sekali yah rasanya, ingin saya menghubungi si bule ini, tapi saya sudah tidak punya kontak dengan teman-teman summer camp. Saya masih ingin tahu, bagaimana akhirnya, apa masih bisa di temukan lagi tas travelnya ato memang sudah hilang? saya ingin si setengah bule itu tahu kalau saya sakit hati atas perlakuannya yang kasar, dan menginjak-nginjak harga diri saya.
Mana ada pencuri yang memberi tahu semua informasi pribadinya? Tidak masalah kalo dia ingin memeriksa tas travel yang bentuk dan warnanya sama itu siapa tahu saya salah mengambil, tapi apa perlu di obrak abrik tanpa bilang bilang dulu?  Trus  mengobrak abrik ransel saya juga apa untungnya? emangnya tas travel yang segede gaban itu bisa muat di ransel? emangnya saya Doraemon? :D Apa karena tampang saya yang ndeso dan kere? hehehe...
Pernah terbesit juga untuk menyurati majalah penyelenggara tersebut berisi "tulisan curhat" dan berharap akan dimuat sehingga menjadi pelajaran juga bagi anak-anak remaja yang etika pergaulannya terkikis oleh perkembangan jaman, tapi metode penulisan saya masih amburadul, tidak pede rasanya, saya juga takut, takut tidak dipedulikan, takut tidak dipercaya. Kalau ada beberapa orang menganggap "kalo emang ga nyuri yah udah cuek ajah" iah... betul... rasanya ingin sekali seperti itu, tapi ketika mengenang kembali bagaimana saya diperlakukan, sakit hati ini T_T. Saya mengerti dan sadar kalau Tuhan saja mengampuni dosa-dosa saya, bahkan rela dituduh sebagai pendosa demi dosa-dosa saya, mengapa mengampuni menjadi hal yang begitu berat yah? Padahal kejadiannya sudah lama ini berlalu... Semoga menuangkannya di tulisan membuat hati ini sedikit lebih lega, Tuhan ajarkan saya mengampuni dan mengasihi, seperti Tuhan selalu mengampuni dan mengasihi saya, seperti yang juga pernah dicontohkan bapak Paus Paulus Yohanes II mau mengampuni penembaknya yang sedang dipenjara saat itu.

Friday, 15 April 2011

Di pagi yang sunyi

Kekasih,
beberapa hari ini aku tidak bisa tidur nyenyak, tekanan darahku pun hampir tidak pernah normal walau sudah kudoping dengan obat hipertensi kombinasi.
Hubungan jarak jauh memang bukan hal yang baru buat kita berdua, bahkan di masa pacaran kita hidup di dua sisi bumi yang berbeda. Tapi, melakukannya sekali lagi tidak membuatnya menjadi lebih mudah.
Aku tidak tahu mana yang ingin kusalahkan, garis keturunan yang tidak berpengaruh untuk membuatku "mendapatkan tempat" di ibu kota ini, diskriminasi agama yang membuatnya lebih sulit, paling tidak menurut salah satu sahabatku, aq menang satu poin, aku tidak berkulit putih dan mata sipit. Sistem "kerajaan" di bidang aku bersekolahpun semakin membuatku sulit mendapatkan tempat. Salah satu sahabatku nyeletuk "kenapa tidak sedikit diluar kota saja? paling tidak masih bisa lebih sering pulang daripada harus mengabdi di luar pulau? Dan semua yang negatif itu masih sekedar isu murahan" Aku juga harus realistis, tidak mungkin mencari pekerjaan yang hasilnya tidak mencukupi ongkos transportasiku, apalagi aku menghindar tugas dengan lama kerja lebih dari 24 jam dimana konsentrasi sudah menurun jauh, kupikir... disaat keluarga kubawa ke untuk mendapatkan pelayanan dokter, tentu aku menuntut pelayanan sebaik mungkin. Aku tidak tahu entah bagaimana peraturan di Indonesia ini begitu mengkhawatirkan, tidak ada manusia yang bisa berkonsentrasi penuh dalam 24 jam, apalagi lebih. 
Ada beberapa rumah sakit swasta besar yang menyadarinya, dan ikut arus negara barat dengan membagi shift dokter menjadi 3, jadi masing-masing mendapatkan 8 jam, baik bukan? Di klinik kecil memang sulit untuk diterapkan berhubung penghasilan dokter memang tidak besar, ya tidak besar, apalagi di kota besar. Aku memutuskan untuk mengikuti program PTT yang kemudian aku harapkan bisa membuka peluangku untuk berkarir maupun bersekolah. 
Kekasih, bukankah kamu mengajarkan bagaimana aku sebaiknya punya "sabuk pengaman" sendiri? Bagaimana mendukungnya kamu terhadap emansipasi wanita? Aku ingin punya "sabuk pengaman" sendiri, dan aku pun ingin berkarya di dunia ini.
Aku ingin Tuhan selalu mengajariku, mengingatkanku menghitung hari-hari, kalau dipikir-pikir aku hanya ingin memilih menghabiskannya denganmu, tidak ingin kemana-mana. Kemudian kurenungkan lebih lama, sering kali kau tanyakan sebenarnya apa yang ingin kulakukan? jawabannya tetap sama, aku ingin mendapingimu titik. Namun kebutuhan-kebutuhan duniawi menuntutku keluar, kebutuhan harga diri sebagai wanita mandiri mendampingiku melangkah, perjanjian yang kita buat yang seharusnya "formalitas" demi kepentingan usaha dimasa depan dalam pelaksanaannya menjadi benda tajam yang menohok didalam sini, setidaknya itu yang kurasa.
Kekasih, ada kata bijak “It’s impossible to find someone who won’t hurt you, so go for the person worth the pain.” :)

Bagi yang belum pernah terpisahkan entah oleh alasan apa berpendapat satu tahun waktu yang lama, bagi yang sudah akan mengatakan satu tahun akan cepat berlalu. Begitu banyak sahabat, teman, keluarga, kerabat yang harus terpisahkan jarak bahkan waktu karena tuntutan pekerjaan dan sekolah. Jadi, sebenarnya hubungan jarak jauh bukan sesuatu yang asing dan aneh lagi di lingkungan kita berdua, banyak orang yang kita kenal pernah atau sedang melakukannya. Aku berharap satu tahun akan cepat berlalu. Banyak orang yang pergi dengan perasaan takut akan komitmen pernikahan (baca:kesetiaan) yang akan dihadapi, tapi satu hal yang pasti dan meringankan langkahku, kamu tidak membuatku khawatir akan itu, dan terimakasih untuk menjadi pribadi yang demikian.

Kekasih, tolong jaga kesehatanmu, menyetirlah dengan hati-hati, jangan terlalu giat bekerja, toh ajaran kita iman percaya yang menyelamatkan, bukan harta berlimpah, lebih seringlah ngambil cuti dan kunjungi aku :) Mungkin di jadwal yang lenggang kita bisa mencuri waktu berakhir pekan di Bintan atau negara tetangga? ^^ Aku akan mempergunakan tiap kesempatan yang ada untuk pulang, tidak tenang rasanya mengingat baju-baju kerjamu yang kotor menumpuk, isi dapur dipenuhi makanan instan, dan sapu yang mungkin bisa menghilang entah kemana... Aku selalu berdoa, semoga Tuhan memberi kita berdua umur panjang, memberi waktu dan kesempatan yang lebih lama lagi menjalani fungsi keluarga ini di satu tempat, satu rumah, aku ingin mengganti semua waktu yang hilang nanti. 

Aku ingin mengungkapkan apa yang ada untuk mengurangi rasa sesak di dada, tapi ternyata, menuangkannya di tulisan juga tidak cukup membantu. Kekasih, aku harap kamu tahu, sekali lagi, sebenarnya betapa berat kaki ini melangkah

Je t'aime

Tuesday, 12 April 2011

Marchi, sahabat disurga yang kurindukan

Marchi (1985-2008) in angel costume
Perkenalkan, Marchi (alm) adalah salah satu sahabat saya waktu menempuh sekolah dokter. Kami bahkan sempat berbagi kamar kos ukuran 2x3meter bersama-sama sampai akhirnya Marchi terlalu lelah berjuang melawan  SLE (Systemisc Lupus erythematosus) yang dideritanya dan pergi beristirahat dalam damai.

SLE (Systemisc Lupus erythematosus) adalah penyakit autoimun (kekebalan tubuh sendiri) kronik atau berkepanjangan, dimana sistem kekebalan tubuh menjadi hiperaktif disebabkan hal yang belum diketahui dan menyerang jaringan tubuh sendiri yang sehat seperti: kulit, persendian, paru-paru, darah, pembuluh darah, jantung, ginjal, hati, otak dan syaraf..

Perkenalan saya dengan Marchi melalui tempat kerja part time kami waktu kuliah. Sebelumnya Marchi sudah menarik perhatian di sekolah, jangankan buat para pria sedangkan saya yang perempuan saja seneng ama tampangnya yang cantik, dan dia cukup menonjol dengan kulit eksostis ala zaitun diantara mahasiswi Manado yang berkulit putih.
Pertemanan ini tidak berjalan mulus, sama seperti cerita pertemanan lainnya apalagi Marchi punya sifat bertolak belakang dengan saya.
  • Marchi tidak suka durian, sedangkan saya penggila durian, jadi kalau musim durian di Manado, didalam kamar 2x3meter terdapat dua anak manusia dengan reaksi bertolak belakang :D
  • Marchi suka mie instan, mie bakso, snack, semua serba ber MSG, tidak suka sayur. Sedangkan saya justru pemakan sayur sejati, saya mengenal mie instan itu yah dimasa-masa sulit (sekolah) itupun kalo warung yang jualan nasi bungkus sudah tutup, saya ga doyan ngemil, sebisa mungkin walo jaman kuliah itu masa-masa sulit dari segi finansial, saya menghindar dari semua makanan ber MSG
  • Saya harus bangun pagi (baca:subuh), beres-beres kamar, bikin teh panas, makan kukis dan siap" ke sekolah, sedangkan Marchi, kalo jam masuk sekolah itu jam 7 pagi, dia bisa bangun jam 6:45 pagi, siap sedia dalam 10 menit (fyi aja, jarak kos ke tempat sekolah cuman memakan waktu 3-4 menit), dan somehow someway dia bisa terlihat lebih cantik dan rapi dari saya yang sudah mulai siap-siap dari 1 jam sebelumnya...
  • Saya punya rambut kribo ngembang yang di smoothing jadi ikal, Marchi punya rambut lurus tipis yang di keritingin =.=
  • Marchi adalah sosok perempuan mandiri, yang bisa ganti ban mobil sendiri, benerin apa lah yang ga beres di mobilnya, kalo ga sanggup dibawa ke bengkel sendiri. Marchi bisa mengerjakan semua sendiri, kalo saya, ngandelin  tukang bengkel dong... dan saya lebih suka kalo ada yang nemenin, ngerasa awkward aja kalo sendiri
Masih begitu banyak lagi daftar perbedaan saya dengan Marchi, kalo di ketik semua... orang yang baca juga bakal bosen, and who cares anyway? :D Tapi, biasanya teman-teman, senior, dokter residen dan guru-guru sulit membedakan saya dan Marchi. Biasanya mereka akan bertanya, yang mana Marchi yang mana Grace? Kami sering dikira kembar, padahal muka kami berdua ga mirip, Mungkin karena sama-sama punya tinggi badan  diatas rata-rata perempuan Indonesia, dan punya kulit eksotis Indonesia (hahahaha...) yang nota bene di Manado jadi minoritas, sama-sama jinong (jidat nonong), dan sama-sama punya curly hair bikin orang-orang bingung ngebedain kami berdua... entahlah...

Begitu banyak cerita Marchi yang dulunya ngeselin banget sekarang malah ngangenin... :(
Tapi, kekuatan dan ketabahannya dalam mejalani hari-hari terakhir dalam dunia ini tidak pernah terlupakan oleh saya, bagaimana dia sudah lelah berjalan, dan jari-jemarinya terlalu nyeri untuk dipakai menulis, Marchi tetap berusaha untuk bersekolah... :)

Sebuah lagu untuk mengenangmu, sahabat  :

Raihlah janji yang Tuhan Bri
Di dalam hatimu yang suci
Serasa aku tak percaya
Harapan Dia bri dalam hidupku
Kita slalu berdekatan, tak terasa kini kan berpisah
Kesatuan hati yang terbuka yang membuat kita kuat

Persahabatan kan kekal bila Yesus beserta
Persahabatan tak kenal perasaan kecewa
Sampai waktunya tiba, pulang ke rumah Bapa
Waktu hidup tak panjang, bersahabatlah

Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, Terpujilah nama Tuhan!

 
Kiss me mother kiss your darlin'
Lay my head upon your breast
Throw your loving arms around me
I am weary let me rest

Seems the light is swiftly fading

Brighter scenes they do now show
I am standing by the river
Angels wait to take me home

Kiss me mother kiss your darlin'

See the pain upon my brow
While I'll soon be with the angels
Fate has doomed my future now

Through the years you've always loved me

And my life you've tried to save
But now I shall slumber sweetly
In a deep and lonely grave

Kiss me mother kiss your darlin'

Lay my head upon your breast
Throw your loving arms around me
I am weary let me rest
I am weary let me rest

Wednesday, 6 April 2011

Churros di Grand Indonesia Mall

Churros @Churreria Cafe Grand Indonesia
Picture's Source
Churros ini sejenis jajanan gorengan pasarnya orang Spanyol donat ala Spayol, kaya pisang gorengnya orang Manado, tahu gorengnya orang Jawa lah begitu kira-kira. Kalo di tempat asalnya, Churros ini dijual di gerobak pinggir jalan, biasa buat sarapan saat menuju ke tempat beraktivitas.
Kalo di Indonesia,Churros ini bisa dinikmati di mol-mol, dan yang perlu digaris bawahi kalo udah masuk mol, harganya udah bukan harga jajanan pinggir jalan lagi dounk...
Pertama kali saya menikmati Churros di Jakarta di kafe Churreria di Grand Indonesia, atas ajakan seorang teman dan info promo yang menggoda bila memfollow @GrandIndo and @CafeChurreria di Twitter. Waktu itu sih lagi promo 50% off kalo makan ditempat, okeh banget kaaan?

 Di kafe Churreria, tersedia 4 jenis dipping sauces : milk chocolate, white chocolate, caramel dan dark chocolate. Favorit saya dark chocolate sama caramel ^^ nyam... O i a, churros ini ada taburannya, bisa milih, cinnamon ato sugar bisa juga di mix.

Terakhir saya juga mencoba Chocolate Spanish Volcano... rasanya? speechless enaknya...

Churreria's Menu
Picture's Source : Taste Buds to Share
Jadi kalo kebetulan jalan-jalan ke GrIndo, mampir aja bisa nyobain, its worth it! Minta maaf, tiap kali kesana ga sempet moto-moto hehehe... pas makanannya dateng selalu ga sabar menikmati dan kelupaan moto ^^v. Kalo ke sana lagi saya edit lagi deh yang ini, biar pake foto sendiri :)


Monday, 4 April 2011

PTT Daerah Kepri

Jembatan Barelang, yang meghubungkan pulau Batam, Rempang dan Galang di Kepulauan Riau.
sumber gambar

Sebenernya...postingan ini amat sangat telat sekali baru dipublish sekarang, seharusnya sih dari awal Februari lalu yah -.-' jadi... bisa membantu teman-teman sejawat yang mungkin berminat, kalo sekarang mah udah telat banget, tinggal nunggu pengumuman doang...

Berhubung saya ga keterima PTT Pusat, nah, masih ada harapan dari PTT daerah Kepri ini (lagi nungguin pengumuman neh, denger-denger sih tanggal 15 April). Kepri adalah kampung halaman bagi saya, sudah menjadi bagian besar dalam diri saya, jadi kalo ditempatkan dipelosok manapun bagian Kepri, saya siap-siap ajah, apalagi saya sudah akrab dengan budaya melayu, jadi... semoga yang ini saya bisa keterima... 1 tahun akan cepat berlalu kok ;)

Bagi yang berminat, berhubung sekarang udah telat, rajin-rajinlah mengunjungi web Dinkes Kepri sekitar awal Februari tahun depan hehe ^^v.
Info PTT daerah ini saya dapatkan dari artikel disini.
Syaratnya, standar kok, fyi ajah syarat dan fasilitas (lumayanlah...^^) buat taon ini sebagai berikut:

1. Warga Negara Indonesia
2. Surat Permohonan Lamaran bermaterai
3. Fotocopy Ijazah pendidikan terakhir yang telah dilegalisir 2(dua) lembar
4. Fotocopy Transkip Nilai pendidikan terakhir yang telah dilegalisir 2 (dua) lembar.
5. Fotocopy Surat Tanda Registrasi 2 Lembar
6. Fotocopy Kartu Tanda Penduduk 2 lembar.
7. Pas Foto ukuran (4x6) sebanyak 2 lembar
8. Daftar Riwayat Hidup
9. Fotocopy Sertifikat/Seminar/Pelatihan yang pernah diikuti
10. Umur maksimal 33 tahun pada bulan Januari
11. Bersedia ditempatkan dimana saja di wilayah Provinsi Kepulauan Riau
12. Surat Keterangan Sehat dari Dokter
13. Berkas lamaran disampaikan ke Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Mulai Tanggal 7 Februari s/d 15 Maret 2011

Fasilitas :
1. Gaji                                  ± Rp. 7.000.000/Bulan
2. Asuransi                           : ± Rp. 2.000.000/Tahun
3. Perumahan                       : ± Rp. 5.000.000/Tahun
4. Pakaian                            : ± Rp. 700.000/Tahun
5. Transportasi                    : ± Rp. 2.500.000/Bulan
6. Insentif tambahan dari Kabupaten/Kota penempatan ( ± Rp. 750.000 s/d Rp. 8.000.000/Bulan)

Sumber : http://www.dinkesprovkepri.org/component/content/article/2-berita/38-persyaratan-lengkap-pendaftaran-dokter-pttdokter-keluarga-provinsi-kepulauan-riau-2011#ixzz1IXh6p3Dt

untuk info lebih lanjut (buat taon depan kali yah... -.-) bisa menghubungi :

Contact Person
Pusat Informasi Dokter Keluarga
Seksi Bina Tenaga Teknis Bidang Pengembangan
Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau
Jl. Ahmad Yani No. 62 Tanjungpinang
Telp.Fax (0771) 7330132
wish me luck yah!